Ia berdiri
membawa dopis
tanpa merasa cungap
ia telah tercelus ribuan kali
tapi ia tidak bercelih
walau hidup telah di hujung
tapi telah beku hatinya
seperti jalad
hawa sejuk
yang membekukan air
begitu pula jatinya
bagai jauhar
yang tak bisa dihancurkan
oleh sebuah jelagra
demi seorang kinasih
ia mengimpalkan dirinya
dalam sebuah realita
yang tak bisa diukur dengan kilan
sebuah animo
yang tak ada habisnya
membawa meriam
demi menuju mercu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment