titik demi titik
tercurah
meninggalkan rasa nyeri
saat menyentuh kulit
hembusan dingin bertiup
hingga ke relung yang paling dalam
dimana terdapat kegelapan
tanpa ada secerah pendar
kelam kah yang ada dipikiran?
dengan tetes demi tetes
yang membasahi paras pucat
mimpi akan kehangatan
di depan tungku membara
mulai meresapi asa
mencari keteduhan
dan sebuah kedamaian
mungkin, nanti
apabila semua ini reda
baru ada sebuah pelangi
di atas sana,
ya, di langit yang bewarna biru
dengan sinar yang menghangatkan
serpihan kemilauan di jalan
p.hilary
2.12.2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment