Thursday, November 24, 2011

Kelabu

Penat. hanya sekata itu yang ia rasakan.
Ia tampak begitu rapuh tanpa ada yang peduli.
Ia ingin berteriak namun yang ada hanya gaungan dalam hati
ia sendiri idak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
terlalu kalut untuk dijelaskan, atau bahkan untuk dipikirkan
mungkin saja ada sebuah singgungan senyum yang menghiasi wajahnya,
tapi coba tilik lebih dalam, tak ada yang tahu seberapa retak hatinya.
teriris. ya, mungkin kata itu memang pantas menggambarkan dirinya.
namun, apalah arti sebuah kata?
kata itu tidak akan pernah cukup untuk mengungkapkan perasaannya.
tangisan malam hari yang dihiasi dengan kegelapan langit
bukanlah hanya sebuah selingan kehidupan belaka
ia hanya ingin berlari
menuju sebuah senyuman yang sesungguhnya, bukan lagi yang selama ini ia lakukan.
palsu.
kapan oh kapan
Kau akan beri ia tawa yang tak pernah berheni, Tuhan?
mungkin doa nya hanya adalah
doa yang tidak tersampaikan.

24.11.2011