Friday, December 2, 2011

titik demi titik
tercurah
meninggalkan rasa nyeri
saat menyentuh kulit

hembusan dingin bertiup
hingga ke relung yang paling dalam
dimana terdapat kegelapan
tanpa ada secerah pendar

kelam kah yang ada dipikiran?
dengan tetes demi tetes
yang membasahi paras pucat

mimpi akan kehangatan
di depan tungku membara
mulai meresapi asa

mencari keteduhan
dan sebuah kedamaian

mungkin, nanti
apabila semua ini reda
baru ada sebuah pelangi
di atas sana,
ya, di langit yang bewarna biru
dengan sinar yang menghangatkan
serpihan kemilauan di jalan

p.hilary
2.12.2011

0 comments: