Si jabrik menarik tangan si cantik
Mengajaknya untuk bermain bersama
Tapi kemudian datang si tampan
Dan menarik perhatian cantik
Jabrik menjadi sedih
Tak tahan untuk menahan air matanya
Meneteslah air itu
Tanoa henti, bagai hujan tercurah kebumi
Tapi si sempurna berusaha
Untuk membuat si cantik tidak memalingkan wajahnya
Dari tatapan si tampan
Menuju tangisan cengeng si jabrik
Si cantik sebenarnya
ingin mengajak si jabrik ikut bermain
Tapi daya tarik si tampan begitu kuat
Membuat si cantik tega membiarkan si jabrik sendiri
“Cantik, maukah kau selamanya bermain bersamaku?”
Tanya si tampan polos
Cantik terdiam sejenak
Menunggu jabrik berkata-kata
Kemudian harapan si cantik terkabulkan
Jabrik membuka mulutnya dan mengeluarkan suara
“Cantik, kamu main saja sama tampan.
Dia memang sepurna, sedangkan aku tak punya apa-apa untuk dibanggakan.”
Hati cantik luluh
Melihat air mata yang mengalir di pipi jabrik
Seakan menetes dari hati yang paling dalam
Dilihatnya hati terluka si jabrik
Bagi cantik, satu yang ia mau
Hati yang mau berkorban untuknya
“Ngapain kamu lihat si cengeng jabrik itu?” Tanya tampan
“Walaupun cengeng, dia tetap yang aku pilih. Karena dia mau berkorban untuk ku.”
Si tampan terpukul
Dan menyadari
Bahwa ia hanya bisa membanggakan dirinya
Tanpa membuat si cantik merasa special
Akhirnya si jabrik dan si cantik
Bermain bersama
Dalam ketulusan dan kemurnian
Cinta di hati
03.11.08
Friday, October 9, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment