Dengan derita ku gesek senar
Tak ku hiraukan rasa sakit ini
Cahaya berkurang menjadi samar
Dan sekitar menjadi sunyi
Ingin ku bermimpi
Mengaharapkan matahariku
Dengan semangat yang membakar seperti api
Menuju nada dalam hidupku
Ku bermain sepenuh hati
Tanpa ada rasa beban
Seelok burung merpati
Menjadi sang pujaan
Mmemberikan yang terbaik
Untuk Sang Pewarna bumi
Menjadi yang terbaik
Untuk memuja kerajaanNya
Bagai air mengalir begitu indah
Aluanan musik terangkai begitu indah
Bagai permata seperti hadiah
Menyentuh hati setiap insan dunia
Tapi apa yang bisa kuperbuat?
Itu hanyalah sepenggal mimpiku
Hatiku pun terasa tersayat
Tak akan kuraih lagi pelangi ku
Tangan ini terasa sangat hina
Tak pantas untuk memainkannya
Tangan yang dahulu indah, sekarang tak berguna
Hanya dapat mengundang tawa
Derita yang ku alami begitu berat
Langit hatiku menjadi begitu kelam
Seperti gelapnya mendung di malam
Luka ini tak akan dapat ku ubah walau dengan seribu ayat
Tapi aku tahu suatu hari nanti
Tinta cerah kan ku tulis di buku kehidupanku
Tinta yang dahulu kelabu
Kan ku ubah setelah berlalunya badai ini
Tangan ini akan berguna lagi
Tawa orang tak berseni
Kan ku ubah menjadi tangis haru
Seperti guru yang meneteskan air mata pelu
Biarlah walaupun hanya dalam jangka waktu dekat
Jariku dapat menari-nari di atas kayu ini
Menghasilkan melodi yang menempel pada hati dengan lekat
Walau hanya tarian dalam mimpi
.priskila hilary.
Friday, October 9, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment