puisi ini
hanyalah cerminan sebuah mimpi
yang dilengkapi
air mata di pipi
tiada yang sempurna
dibawah bulan purnama
semuanya akan sirna
lenyap, angin membawa
satupun tak ada
yang berbicara
semua terdiam
dalam gelapnya malam
keheningan menjalar
membuat sang pelita kehilangan arah
mencari, menjerat
tak ada yang berkutik
hanya ada kata andai
di ambang-ambang badai
tidaklah mudah semua ini
untuk dilewati
arti itupun
kehilangan dirinya
dalam sebuah memori
yang tak berakhir
untaian sara
dalam hati
bagai terperangkap dalam suara
akan tangisan ini
hanya disinilah
tempatku bernaung
tak ada lagi yang lain
musnah terbawa api
.priskila hilary.
Friday, October 9, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment