Di suatu malam yang syahdu
Merenung sendiri diriku
Memikirkan hari-hariku
Hidupku hanya sekedar kata itu
Semuanya berpindah dan berubah
Tak mengerti diriku akan peluh
Semuanya bertambah buruk malah
Sejumlah kenangan lenyaplah sudah
Menatap langit-langit di atas sana
Bintang bertaburan dengan indahnya
Tapi hatiku bagaikan langit di belakangnya
Suram, gelap gulita
Suara mereka bergema di telingaku
Ingin ku hentikan semua perkataanmu
Tapi apa daya usahaku
Bagai kertas terbakar hangus menjadi debu
Tuhan, bantu jiwa ini
Apakah ini sudah tidak berguna lagi?
Apakah doa ku kurang murni?
Sudah tak sanggup ku bermimpi
Kehampaan menerpa
Ruangan kosong di jiwa raga
Menusuk tulang-tulang dan melewatinya
Menembus, memilukan hati dalam dada
Gemuruh ku dengar
Badai menyerpa menjalar
Mataku meneteskan air
Akupun menjadi gemetar
Tapi kemudian ku lihat tempat bermagma
Banyak makhluk bersayap berdiri
Tepat di depan mata
Dibuatku takut oleh mereka
Segerombolan makhluk menghampiriku
Aku pun terlonjak kaku
Ku salahkan penglihatanku
Tapi ini bukan salah ku
Mereka membawaku ke suatu tempat
Penuh teriakan jerat
Memilukan telinga, membuatku takut
Tak akan terhenti semuai ini sesaat
Aku menangis, menyesali semua ini
Ingin kuhapus semua dosa tak suci
Ingin kulangkahi dan melewati
Titik terendah dalam hidupku selama ini
Tapi semua telah terjadi
Ku hina, ku akui
Biar surya jadi saksi
Telah kuhapus hidupku tiada isi
.priskila hilary.
Friday, October 9, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment