Friday, October 9, 2009

Sampai Akhir Garis Usahamu

Tak kau hiraukan
Peluh yang menetes rari tubuhmu
Rasa kesal yang sudah membuih selama ini
Atau lelah untuk menjalani ini semua

Walaupun beribu bukau
Harus kau lalui
Demi kami ini
Kau tetap tidak memikirkan detik-detik yang kau punya untuk dirimu

Keluhan kami kau dengar
Apabila memang harus kau dengar
Tapi tak kau hiraukan erangan kami
Jika itu memang mendewasakan kami

Kau memaksa kami
Untuk membangun benteng kami sendiri
Agar pada waktu perang tiba
Kami masih dapat berusaha sendiri seperti yang sudah kami lakukan

Kau tidak mengajarkan kami
Untuk seperti cupang
Tang selalu beradu satu sama lainnya
Tapi kau didik kami untuk melakukan sebaliknya

Pada saat kami lalai
Kamu mengandalkan kelelahan kami
Kau malah datang
Dan menarik kami kembali ke jalan

Kasih kau curahkan pada kami
Walau kami tak jerah untuk mengulangi kesalahan
Kau tidak mengenal kata gagal dalam kamusmu
Kau selalu berusaha demi kami

Hingga akhirnya kau merasa bangga
Pada saat kau melihat kami
Tidak lagi hanya bocah yang naïf
Tetapi menjadi seorang pengapai mimpi

Akan sealau ku rekam
Saat-saat ku bersekolah
Belajar bersama dalam hatiku
Wahai, guruku
12.11.08

0 comments: